Jumat, 18 Januari 2013

MALANG


KOMPAS.com - Kasus kekerasan yang melibatkan dua kelompok keyakinan di Sampang, Madura, Jawa Timur, hanya dapat diselesaikan oleh para ulama setempat. Sebab, konflik yang terjadi lebih kental terkait dengan selisih paham antar sejumlah tokoh ulama ketimbang soal perbedaan keyakinan antara aliran Sunni dan Syiah. "Konflik Sampang itu bisa diselesaikan oleh para Ulama di Sampang dan Madura sendiri. Bukan oleh lainnya. Makanya, saran saya, para ulama di Madura, segera berkumpul bermusyawarah untuk menyelesaikan konflik itu," ujar mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi, saat ditemui wartawan di kediamannya, di Malang, Sabtu (1/9/2012). Ia dimintai pendapatnya mengenai peristiwa kekerasan yang terjadi di Sampang baru-baru ini. Ia menegaskan, peristiwa yang terjadi di Sampang bukanlah konflik Sunni dan Syiah, tapi masalah pribadi. Kaum Syiah, menurutnya, berbeda dengan Ahmadiyah yang memang secara tegas ditolak oleh ulama-ulama sedunia.
Pandangan Syiah tidak dianggap sesat. Di dunia, kelompok Sunni dan Syiah sudah ribuan tahun hidup berdampingan secara damai."Mengapa saya mengatakan konflik di Sampang itu bukan Syiah-Sunni, karena Syiah di Bangil, tak ada masalah. Tegas konflik itu bukan konflik Syiah," tegasnya.Ia memaparkan, untuk memahami konflik Sampang, harus pula dipahami kultur masyarakat Madura. Masyarakat Madura, katanya, memiliki ketaatan yang luar biasa pada kyai.
 "Karena itu, bagi kelompok Syiah di Madura, yang diketahui minoritas, hendaknya tetap menjaga hubungan dengan kaum mayoritas (Sunni). Misalnya, kalau terbiasa mengkritik sahabat Abu Bakar dan Usman, jangan sampai menyinggung perasaan kaum Sunni," katanya.Kiai Hasyim memberi tahu, dirinya bersama PWNU Jawa Timur, pada 8 September mendatang, akan ke Sampang untuk terjun langsung ke lapangan dan bermusyawarah dengan para tokoh dan ulama setempat."Semoga kasus itu bisa segera diselesaikan. Pihak yang tidak tahu betul kondisi kasusnya jangan hanya bisa komentar," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More